CREATED BY " Doctorcampus "
BlackBerry, saat ini smartphone yang satu ini tidak saja menjadi piranti komunikasi canggih, tetapi juga telah menjadi trend dan gaya hidup bagi sebagian besar masyarakat Indonesia di semua kalangan.
Banyak orang yang membeli BlackBerry hanya sebagai simbol gengsi, sehingga tingkat penjualan BlackBerry semakin meningkat dari hari ke hari
dan ini ada program aplikasi buat handphone blackberry gratis
DOCTOR CAMPUS :segala sesuatu bisa diatasi dengan tuntas apabila kita bisa merasakan, apa yang telah kita lakukan............
Bacaan ter-Populer ( yang diminati bro..... )
Minggu, Desember 12, 2010
Sabtu, Desember 11, 2010
Sejarah Singkat Kota Palangka Raya
Created by : doctorcampus
Terbentuknya Provinsi Kalimantan Tengah melalui proses yang cukup panjang sehingga mencapai puncaknya pada tanggal 23 Mei 1957 dan dikuatkan dengan Undang-Undang Darurat Nomor 10 tahun 1957, yaitu tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Tengah resmi sebagai daerah otonom, sekaligus sebagai hari jadi Provinsi Kalimantan Tengah.
Sedangkan tiang pertama Pembangunan Kota Palangka Raya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia SOEKARNO pada tanggal 17 Juli 1957 dengan ditandai peresmian Monumen/Tugu Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah di Pahandut yang mempunyai makna:
1. Angka 17 melambangkan hikmah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
2. Tugu Api berarti api tak kunjung padam, semangat kemerdekaan dan membangun.
3. Pilar yang berjumlah 17 berarti senjata untuk berperang.
4. Segi Lima Bentuk Tugu melambangkan Pancasila mengandung makna Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 Ibu Kota Provinsi yang dulunya Pahandut berganti nama dengan Palangka Raya.
Sejarah pembentukan Pemerintahan Kota Palangka Raya merupakan bagian integral dari pembentukan Propinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, lembaran Negara Nomor 53 berikut penjelasannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut Undang-Undang Pembentukan Daerah Swatantra Propinsi Kalimantan Tengah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesahkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Propinsi Kalimantan Tengah dalam 5 (lima) Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1959 Nomor Des. 52/12/2-206, maka ditetapkanlah pemindahan tempat dan kedudukan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah dari Banjarmasin ke Palangka Raya terhitung tanggal 20 Desember 1959. Selanjutnya, Kecamatan Kahayan Tengah yang berkedudukan di Pahandut secara bertahap mengalami perubahan dengan mendapat tambahan tugas dan fungsinya, antara lain mempersiapkan Kotapraja Palangka Raya. Kahayan Tengah ini dipimpin oleh Asisten Wedana, yang pada waktu itu dijabat oleh J. M. NAHAN.
Peningkatan secara bertahap Kecamatan Kahayan Tengah tersebut, lebih nyata lagi setelah dilantiknya Bapak TJILIK RIWUT sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah pada tanggal 23 Desember 1959 oleh Menteri Dalam Negeri, dan Kecamatan Kahayan Tengah di Pahandut dipindahkan ke Bukit Rawi. Pada tanggal 11 Mei 1960, dibentuk pula Kecamatan Palangka Khusus Persiapan Kotapraja Palangka Raya, yang dipimpin oleh J.M. NAHAN. Selanjutnya sejak tanggal 20 Juni 1962 Kecamatan Palangka Khusus Persiapan Kotapraja Palangka Raya dipimpin oleh W. COENRAD dengan sebutan Kepala Pemerintahan Kotapraja Administratif Palangka Raya.
Perubahan, peningkatan dan pembentukan yang dilaksanakan untuk kelengkapan Kotapraja Administratif Palangka Raya dengan membentuk 3 (tiga) Kecamatan, yaitu:
1. Kecamatan Palangka di Pahandut.
2. Kecamatan Bukit Batu di Tangkiling.
3. Kecamatan Petuk Katimpun di Marang Ngandurung Langit.
Kemudian pada awal tahun 1964, Kecamatan Palangka di Pahandut dipecah menjadi 2 (dua) kecamatan, yaitu:
1. Kecamatan Pahandut di Pahandut.
2. Kecamatan Palangka di Palangka Raya
Sehingga Kotapraja Administratif Palangka Raya telah mempunyai 4 (empat) kecamatan dan 17 (tujuh belas) kampung, yang berarti ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan untuk menjadi satu Kotapraja yang otonom sudah dapat dipenuhi serta dengan disyahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965, Lembaran Negara Nomor 48 tahun 1965 tanggal 12 Juni 1965 yang menetapkan Kotapraja Administratif Palangka Raya, maka terbentuklah Kotapraja Palangka Raya yang Otonom.
Peresmian Kotapraja Palangka Raya menjadi Kotapraja yang Otonom dihadiri oleh Ketua Komisi B DPRGR, Bapak L.S. HANDOKO WIDJOYO, para anggota DPRGR, Pejabat-pejabat Depertemen Dalam Negeri, Deputy Antar Daerah Kalimantan Brigadir Jendral TNI M. PANGGABEAN, Deyahdak II Kalimantan, Utusan-utusan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan dan beberapa pejabat tinggi Kalimantan Lainnya.
Upacara peresmian berlangsung di Lapangan Bukit Ngalangkang halaman Balai Kota dan sebagai catatan sejarah yang tidak dapat dilupakan sebelum upacara peresmian dilangsungkan pada pukul 08.00 pagi, diadakan demonstrasi penerjunan payung dengan membawa lambang Kotapraja Palangka Raya.
Demonstrasi penerjunan payung ini, dipelopori oleh Wing Pendidikan II Pangkalan Udara Republik Indonesia Margahayu Bandung yang berjumlah 14 (empat belas) orang, dibawah pimpinan Ketua Tim Letnan Udara II M. DAHLAN, mantan paratrop AURI yang terjun di Kalimantan pada tanggal 17 Oktober 1947. Demonstrasi penerjunan payung dilakukan dengan mempergunakan pesawat T-568 Garuda Oil, di bawah pimpinan Kapten Pilot Arifin, Copilot Rusli dengan 4 (empat) awak pesawat, yang diikuti oleh seorang undangan khusus Kapten Udara F.M. Soejoto (juga mantan Paratrop 17 Oktober 1947) yang diikuti oleh 10 orang sukarelawan dari Brigade Bantuan Tempur Jakarta. Selanjutnya, lambang Kotapraja Palangka Raya dibawa dengan parade jalan kaki oleh para penerjun payung ke lapangan upacara. Pada hari itu, dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Bapak TJILIK RIWUT ditunjuk selaku penguasa Kotapraja Palangka Raya dan oleh Menteri Dalam Negeri diserahkan lambang Kotapraja Palangka Raya.
Pada upacara peresmian Kotapraja Otonom Palangka Raya tanggal 17 Juni 1965 itu, Penguasa Kotapraja Palangka Raya, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah, menyerahkan Anak Kunci Emas (seberat 170 gram) melalui Menteri Dalam Negeri kepada Presiden Republik Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan selubung papan nama Kantor Walikota Kepala Daerah Kotapraja Palangka Raya.
Sumber : www.kalteng.go.id
Terbentuknya Provinsi Kalimantan Tengah melalui proses yang cukup panjang sehingga mencapai puncaknya pada tanggal 23 Mei 1957 dan dikuatkan dengan Undang-Undang Darurat Nomor 10 tahun 1957, yaitu tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Tengah resmi sebagai daerah otonom, sekaligus sebagai hari jadi Provinsi Kalimantan Tengah.
Sedangkan tiang pertama Pembangunan Kota Palangka Raya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia SOEKARNO pada tanggal 17 Juli 1957 dengan ditandai peresmian Monumen/Tugu Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah di Pahandut yang mempunyai makna:
1. Angka 17 melambangkan hikmah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
2. Tugu Api berarti api tak kunjung padam, semangat kemerdekaan dan membangun.
3. Pilar yang berjumlah 17 berarti senjata untuk berperang.
4. Segi Lima Bentuk Tugu melambangkan Pancasila mengandung makna Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 Ibu Kota Provinsi yang dulunya Pahandut berganti nama dengan Palangka Raya.
Sejarah pembentukan Pemerintahan Kota Palangka Raya merupakan bagian integral dari pembentukan Propinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, lembaran Negara Nomor 53 berikut penjelasannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut Undang-Undang Pembentukan Daerah Swatantra Propinsi Kalimantan Tengah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesahkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Propinsi Kalimantan Tengah dalam 5 (lima) Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1959 Nomor Des. 52/12/2-206, maka ditetapkanlah pemindahan tempat dan kedudukan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah dari Banjarmasin ke Palangka Raya terhitung tanggal 20 Desember 1959. Selanjutnya, Kecamatan Kahayan Tengah yang berkedudukan di Pahandut secara bertahap mengalami perubahan dengan mendapat tambahan tugas dan fungsinya, antara lain mempersiapkan Kotapraja Palangka Raya. Kahayan Tengah ini dipimpin oleh Asisten Wedana, yang pada waktu itu dijabat oleh J. M. NAHAN.
Peningkatan secara bertahap Kecamatan Kahayan Tengah tersebut, lebih nyata lagi setelah dilantiknya Bapak TJILIK RIWUT sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah pada tanggal 23 Desember 1959 oleh Menteri Dalam Negeri, dan Kecamatan Kahayan Tengah di Pahandut dipindahkan ke Bukit Rawi. Pada tanggal 11 Mei 1960, dibentuk pula Kecamatan Palangka Khusus Persiapan Kotapraja Palangka Raya, yang dipimpin oleh J.M. NAHAN. Selanjutnya sejak tanggal 20 Juni 1962 Kecamatan Palangka Khusus Persiapan Kotapraja Palangka Raya dipimpin oleh W. COENRAD dengan sebutan Kepala Pemerintahan Kotapraja Administratif Palangka Raya.
Perubahan, peningkatan dan pembentukan yang dilaksanakan untuk kelengkapan Kotapraja Administratif Palangka Raya dengan membentuk 3 (tiga) Kecamatan, yaitu:
1. Kecamatan Palangka di Pahandut.
2. Kecamatan Bukit Batu di Tangkiling.
3. Kecamatan Petuk Katimpun di Marang Ngandurung Langit.
Kemudian pada awal tahun 1964, Kecamatan Palangka di Pahandut dipecah menjadi 2 (dua) kecamatan, yaitu:
1. Kecamatan Pahandut di Pahandut.
2. Kecamatan Palangka di Palangka Raya
Sehingga Kotapraja Administratif Palangka Raya telah mempunyai 4 (empat) kecamatan dan 17 (tujuh belas) kampung, yang berarti ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan untuk menjadi satu Kotapraja yang otonom sudah dapat dipenuhi serta dengan disyahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965, Lembaran Negara Nomor 48 tahun 1965 tanggal 12 Juni 1965 yang menetapkan Kotapraja Administratif Palangka Raya, maka terbentuklah Kotapraja Palangka Raya yang Otonom.
Peresmian Kotapraja Palangka Raya menjadi Kotapraja yang Otonom dihadiri oleh Ketua Komisi B DPRGR, Bapak L.S. HANDOKO WIDJOYO, para anggota DPRGR, Pejabat-pejabat Depertemen Dalam Negeri, Deputy Antar Daerah Kalimantan Brigadir Jendral TNI M. PANGGABEAN, Deyahdak II Kalimantan, Utusan-utusan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan dan beberapa pejabat tinggi Kalimantan Lainnya.
Upacara peresmian berlangsung di Lapangan Bukit Ngalangkang halaman Balai Kota dan sebagai catatan sejarah yang tidak dapat dilupakan sebelum upacara peresmian dilangsungkan pada pukul 08.00 pagi, diadakan demonstrasi penerjunan payung dengan membawa lambang Kotapraja Palangka Raya.
Demonstrasi penerjunan payung ini, dipelopori oleh Wing Pendidikan II Pangkalan Udara Republik Indonesia Margahayu Bandung yang berjumlah 14 (empat belas) orang, dibawah pimpinan Ketua Tim Letnan Udara II M. DAHLAN, mantan paratrop AURI yang terjun di Kalimantan pada tanggal 17 Oktober 1947. Demonstrasi penerjunan payung dilakukan dengan mempergunakan pesawat T-568 Garuda Oil, di bawah pimpinan Kapten Pilot Arifin, Copilot Rusli dengan 4 (empat) awak pesawat, yang diikuti oleh seorang undangan khusus Kapten Udara F.M. Soejoto (juga mantan Paratrop 17 Oktober 1947) yang diikuti oleh 10 orang sukarelawan dari Brigade Bantuan Tempur Jakarta. Selanjutnya, lambang Kotapraja Palangka Raya dibawa dengan parade jalan kaki oleh para penerjun payung ke lapangan upacara. Pada hari itu, dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Bapak TJILIK RIWUT ditunjuk selaku penguasa Kotapraja Palangka Raya dan oleh Menteri Dalam Negeri diserahkan lambang Kotapraja Palangka Raya.
Pada upacara peresmian Kotapraja Otonom Palangka Raya tanggal 17 Juni 1965 itu, Penguasa Kotapraja Palangka Raya, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah, menyerahkan Anak Kunci Emas (seberat 170 gram) melalui Menteri Dalam Negeri kepada Presiden Republik Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan selubung papan nama Kantor Walikota Kepala Daerah Kotapraja Palangka Raya.
Sumber : www.kalteng.go.id
Kamis, Desember 02, 2010
POHON NATAL
Created : DoctorCampus
Natal selalu istimewa. Pada waktu saya kecil, hari-hari menjelang natal identik dengan bau kue kering yang dipanggang, baju baru dan tentu saja pohon natal. Pohon natal kami dihias dengan buah berwarna-warni, pita-pita dan tak lupa lampu berkelap-kelip. Biasanya ditambah dengan kapas yang dipotong kecil-kecil dan ditaruh diujung dahan sebagai pengganti salju.
Pohon natal tak bisa dilepaskan dalam perayaan untuk menyambut hari Kelahiran Tuhan Yesus. Namun pohon natal hanya lah sebagai symbol, jangan sampai hanya karena pohon natal saja kita tidak merenungi arti natal
Pada bulan Desember di mana-mana banyak orang menjual pohon Natal, baik dari cemara yang hidup, plastik maupun kertas. Menurut pengamatan para pakar, kebiasaan memasang pohon Natal sebagai dekorasi dimulai dari Jerman. Pemasangan pohon Natal yang umumnya dari pohon cemara, atau mengadaptasi bentuk pohon cemara itu dimulai pada abad ke-16.
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon yang selalu menghijau (evergreen) untuk dekorasi Natal di dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an.
Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun di rumah sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain "evergreen". Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara selalu hijau daunnya.
Hingga saat ini, perayaan Natal yang identik dengan pohon natal tak bisa dilepaskan dalam perayaan untuk menyambut hari Kelahiran Tuhan Yesus. Namun pohon natal hanya lah sebagai symbol, jangan sampai hanya karena pohon natal saja kita tidak merenungi dan menghayati arti dari natala itu sendiri. Dan janganlah pohon natal dijadikan alat untuk saling beradu sombong karena ada anggapan bahwa gereja yang menggunakan pohon natal yang bagus akan mendapat pujian dari para jemaatnya.
Dalam kesempatan ini Doctorcampus beserta crew mengucapan :
Selamat Hari Natal dan Tahun Baru
KiraNya penyertaan Tuhan menyertai kita sekalian,amin
SKOR BOLA
Created by : doctorcampus
Pertandingan Bola adalah olahraga yang paling unik dan bisa menyita waktu seseorang untuk menontonnya entag pagi-siang-sore-malam hingga subuh. Dan orang jadi terbuai oleh waktu yang tiada berarti tanpa ada ukuran kepastian dihentikan atau dilanjutkan dan lebih-lebih kalau pertandingan berlangsung secara continous dari liga satu ke liga lainnya. Aneh memang kalau kadang kala orang yang nonton bola bisa gembira-sedih bahkan hingga kecewa dan celakanya televisinya yang jadi sasaran kemarahannya yakni “ dirusak “.
Karenanya yang namanya skor pertandingan bola pasti ditunggu banyak orang, nah skarang kita bisa lihat skor yakni sekarang kamu ditolong doctorcampus :
Prediksi Skor - Liga Inggris
Prediksi Skor -Liga Jerman
Prediksi Skor -Liga Italia
Info bola terhangat
Sepakbola Indonesia-KU
selamat mencoba dan salam hangat dari Doctorcampus
SEJARAH SEPAKBOLA
Created by : doctorcampus
Sepak bola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti ilmiah yang bisa didapat adalah adanya permainan semacam sepak bola di negeri Cina. Kala itu, dinasti Han melatih tentara menggunakan “tsu-chu” untuk latihan fisiknya, yaitu latihan menendang bola kulit memasukkan ke dalam jaring kecil yang diikatkan pada batang-batang bambu panjang. Pemain membidikkan bola ke dalam jaring kecil menggunakan kaki, dada, punggung, serta bahu sambil berusaha menahan serangan dari lawan.
Di Jepang dikenal pula permainan semacam “tsu-chu” sekitar 500 – 600 tahun kemudian yang bernama Kemari, meskipun tidak kompetitif seperti di Cina. Yunani dengan “episkyros”, Romawi (Italia) dengan “haspartum”, dan Perancis dengan “choule” bisa memperpanjang daftar yang membuktikan sepakbola adalah olah raga yang berusia sangat tua.
Ada dugaan bahwa orang-orang Romawi membawa permainan itu ke Inggris. Tapi masih disangsikan apakah haspartum merupakan pendahulu sepak bola yang sekarang dikenal ini, sebab penduduk Celtic di Cronwall juga sudah mengenal permainan yang serupa yang disebut “hurling”. Waktu itu jelas belum ada peraturan yang baku. Orang boleh bermain tanpa jumlah yang pasti dan bukan hanya kaki, tetapi tanganpun boleh ikut memainkan bola. Bahkan boleh menendang tulang kering serta membawa lari bola.
Banyak teori tentang siapa yang mula-mula melaksanakan permainan sepak bola ini, tetapi yang pasti, Inggrislah yang mulai menyempurnakan sehingga perkembangannya halus seperti sekarang ini. Prakarsanya di mulai pada tahun 1863, tepatnya pada tanggal 26 Oktober, ketika sebelas perkumpulan di London mengadakan pertemuan untuk menjernihkan kekacauan dengan membuat serangkaian peraturan fundamental untuk mengatur pertandingan-pertandingan selanjutnya. Pertemuan ini berhasil membentuk Football Association (FA) yang pertama walaupun berbuntut keluarnya kelompok Rugby dalam rapat karena menolak peraturan yang melarang penginjakan, penendangan tulang kering dan melarikan/membawa bola. Akhirnya pada tanggal 8 Desember 1863, Rugby resmi mengurdurkan diri dan keduanya berjalan sendiri-sendiri.
Setelah 6 tahun Football Association berjalan, permainan sepak bola semakin mendekati kesempurnaan, terutama setelah adanya keputusan yang melarang setiap pemegangan bola (bukan hanya melarikan). Di tahun kedelapannya (baca: FA), selain anggota yang bertambah menjadi 50 perkumpulan, kompetisi sepak bola yang pertama juga mulai digelar di bawah naungannya. Pertumbuhan sepak bola melaju begitu pesat di seantero jagat bahkan pada tahun 1879 sudah dikenal langkah-langkah sepakbola profesional di Darwin, yaitu dua pemainnya: John Love dan Fergus Suter, dilaporkan sebagai orang-orang pertama yang menerima bayaran dari bakatnya bermain sepakbola.
Setelah Football Association, segera menyusul di Nederland, the Scottisch FA (1873), The TA of Wales (1875), dan The Irish FA di Belfast, Selandia Baru (1891), Argentina (1893), Chili (1895), Swiss dan Belgia (1895) Italia (1898), Jerman dan Uruguay (1900), Hongaria (1901), dan Finlandia pada tahun 1907.
Pada tahun 1907, berdirilah Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) di Paris, Perancis atas prakarsa 7 negara, yaitu Perancis, Denmark, Belanda, Spanyol, Swedia dan Swiss. Dari tujuh anggota berkembang menjadi 36 pada tahun 1925, dan setelah diselingi Perang Dunia II, FIFA sudah diikuti oleh 73 anggota pada perebutan Piala Dunia II. Saat ini FIFA mempunyai anggota sebanyak 146.300.000 klub, 200.000 di antaranya berada di Eropa dengan sekitar 680.000 tim dan 22 juta pemain yang aktif.
Karena peminat olahraga ini sangat banyak (bahkan terbanyak di seluruh dunia), maka pengembangan olahraga ini dilakukan sangat pesat agar bisa menjadi olahraga yang sempurna, tidak ada kecurangan dan frekuensi cedera pemain kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Karena ada yang bilang bahwa sepak bola adalah olahraga “teraman” ke-5.
Sumber : http://www.untukku.com
Sepak bola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti ilmiah yang bisa didapat adalah adanya permainan semacam sepak bola di negeri Cina. Kala itu, dinasti Han melatih tentara menggunakan “tsu-chu” untuk latihan fisiknya, yaitu latihan menendang bola kulit memasukkan ke dalam jaring kecil yang diikatkan pada batang-batang bambu panjang. Pemain membidikkan bola ke dalam jaring kecil menggunakan kaki, dada, punggung, serta bahu sambil berusaha menahan serangan dari lawan.
Di Jepang dikenal pula permainan semacam “tsu-chu” sekitar 500 – 600 tahun kemudian yang bernama Kemari, meskipun tidak kompetitif seperti di Cina. Yunani dengan “episkyros”, Romawi (Italia) dengan “haspartum”, dan Perancis dengan “choule” bisa memperpanjang daftar yang membuktikan sepakbola adalah olah raga yang berusia sangat tua.
Ada dugaan bahwa orang-orang Romawi membawa permainan itu ke Inggris. Tapi masih disangsikan apakah haspartum merupakan pendahulu sepak bola yang sekarang dikenal ini, sebab penduduk Celtic di Cronwall juga sudah mengenal permainan yang serupa yang disebut “hurling”. Waktu itu jelas belum ada peraturan yang baku. Orang boleh bermain tanpa jumlah yang pasti dan bukan hanya kaki, tetapi tanganpun boleh ikut memainkan bola. Bahkan boleh menendang tulang kering serta membawa lari bola.
Banyak teori tentang siapa yang mula-mula melaksanakan permainan sepak bola ini, tetapi yang pasti, Inggrislah yang mulai menyempurnakan sehingga perkembangannya halus seperti sekarang ini. Prakarsanya di mulai pada tahun 1863, tepatnya pada tanggal 26 Oktober, ketika sebelas perkumpulan di London mengadakan pertemuan untuk menjernihkan kekacauan dengan membuat serangkaian peraturan fundamental untuk mengatur pertandingan-pertandingan selanjutnya. Pertemuan ini berhasil membentuk Football Association (FA) yang pertama walaupun berbuntut keluarnya kelompok Rugby dalam rapat karena menolak peraturan yang melarang penginjakan, penendangan tulang kering dan melarikan/membawa bola. Akhirnya pada tanggal 8 Desember 1863, Rugby resmi mengurdurkan diri dan keduanya berjalan sendiri-sendiri.
Setelah 6 tahun Football Association berjalan, permainan sepak bola semakin mendekati kesempurnaan, terutama setelah adanya keputusan yang melarang setiap pemegangan bola (bukan hanya melarikan). Di tahun kedelapannya (baca: FA), selain anggota yang bertambah menjadi 50 perkumpulan, kompetisi sepak bola yang pertama juga mulai digelar di bawah naungannya. Pertumbuhan sepak bola melaju begitu pesat di seantero jagat bahkan pada tahun 1879 sudah dikenal langkah-langkah sepakbola profesional di Darwin, yaitu dua pemainnya: John Love dan Fergus Suter, dilaporkan sebagai orang-orang pertama yang menerima bayaran dari bakatnya bermain sepakbola.
Setelah Football Association, segera menyusul di Nederland, the Scottisch FA (1873), The TA of Wales (1875), dan The Irish FA di Belfast, Selandia Baru (1891), Argentina (1893), Chili (1895), Swiss dan Belgia (1895) Italia (1898), Jerman dan Uruguay (1900), Hongaria (1901), dan Finlandia pada tahun 1907.
Pada tahun 1907, berdirilah Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) di Paris, Perancis atas prakarsa 7 negara, yaitu Perancis, Denmark, Belanda, Spanyol, Swedia dan Swiss. Dari tujuh anggota berkembang menjadi 36 pada tahun 1925, dan setelah diselingi Perang Dunia II, FIFA sudah diikuti oleh 73 anggota pada perebutan Piala Dunia II. Saat ini FIFA mempunyai anggota sebanyak 146.300.000 klub, 200.000 di antaranya berada di Eropa dengan sekitar 680.000 tim dan 22 juta pemain yang aktif.
Karena peminat olahraga ini sangat banyak (bahkan terbanyak di seluruh dunia), maka pengembangan olahraga ini dilakukan sangat pesat agar bisa menjadi olahraga yang sempurna, tidak ada kecurangan dan frekuensi cedera pemain kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Karena ada yang bilang bahwa sepak bola adalah olahraga “teraman” ke-5.
Sumber : http://www.untukku.com
Langganan:
Postingan (Atom)